Kita semua hidup dalam putaran komunikasi yang tidak pernah ada habisnya. Bentuk komunikasi yang kita ketahui pun bermacam-macam. Salah satu bentuk komunikasi non verbal adalah penggunaan body language. Body language atau gerak tubuh merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bisa dilakukan oleh siapapun.
Dalam kebiasaannya, Muhi selalu menerapkan gerak tubuh yang menunjukkan sifat kerendahan hati. Sifat kerendahan hati ini diimplementasikan dalam beberapa kebiasaan yang telah muncul. Beberapa kebiasaan body language tersebut adalah antara lain adalah menunjukkan sikap tidak sombong dengan menerapkan beberapa kata sakit yaitu Nuwun Sewu, Nderek Langkung, Mangga, Nyuwun Tulung, dan maturnuwun. Gerak tubuh yang biasa diperlihatkan ketika mengucapkan kata sakti tersebut adalah dengan menunduk, bahkan membungkukkkan badan. Konsep gerak tubuh ini adalah untuk menunjukkan hormat kita ketika akan meminta izin, numpang lewat, dan lain sebagainya.
Penerapan gerak tubuh lain yang biasa dilakukan di Muhi adalah dengan bersikap ‘Ngapurancang’. Ngapurancang ini dilakukan dengan cara menyimpulkan kedua tangan pada depan tubuh. Gerak tubuh Ngapurancang ini, terkesan meskipun sedang berkomunikasi santai, kita sebagai lawan bicara tetap menunjukkan rasa hormat. Perlu diperhatikan bersama dalam bersikap rendah hati pemilihan bahasa juga perlu diperhatikan. Dalam hal ini, pemilihan bahasa yang biasanya digunakan adalah menggunakan bahasa krama.
Wujud sifat rendah hati yang lain adalah menerapkan unggah-ungguh dalam pergaulan di sekolah. Unggah-ungguh ini berfungsi sebagai pembatas antara perilaku yang berlebihan dan perilaku rendah hati. Unggah-ungguh dimunculkan untuk menambah rasa hormat pada setiap lawan bicara. Untuk itu, dalam sebuah komunikasi selain mempersiapkan gerak tubuh yang sesuai, kita juga harus pintar menghargai setiap lawan biacara kita. Giga